Oleh: Iskak Riyanto
Bagi ustaz ustazah Yayasan Pondok Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin [YPPRT], khususnya yang mengajar di SMK Taruna pasti tahu atau minimal pernah melirik bunga matahari yang berada di sudut barat gedung yang menghadap utara.
Nampak saat ini beberapa pohon sedang berbunga sempurna. Kuning cerah warnanya. Membuat mata ingin selalu memandangnya, khususnya saya. Kuningnya begitu kontras dengan pohon pepaya Calina di sebelah baratnya. Juga cat gedung yang berwarna hijau. Walau saya tidak cantik, sejak kecil, remaja, dewasa senang melihat bunga, he he.
Bertanam bunga matahari sekarang mulai ngetren di mana-mana, dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang sekedar punya tiga atau lima batang di depan rumah atau pekarangan untuk menambah keindahan dan keasrian. Dimana saat berbunga bisa menyegarkan pandangan mata, memuaskan penanamnya. Inilah kenikmatan petani yang tiada tara. Saat benih disemai atau langsung ditanam dalam tanah, disiram, dipupuk, dan akhirnya berbakti dengan mengeluarkan keindahanya. Siap untuk berselfi ria.
Ada juga yang bertanam di hamparan untuk tempat wisata baru. Ini semakin ngetren juga. Bisa di sawah atau taman yang luas. Saat berbunga serempak pengunjung yang datang harus membayar karcis. Biasanya mereka kemudian berswafoto diantara sunflower itu. Atau juga boleh memetik sendiri dengan membayar uang sejumlah tertentu.
Ada pula yang ditanam di pematang sawah atau jalan poros desa yang membelah areal sawah. Biasanya diselang-seling dengan dengan bunga Kenikir, bunga Kertas, Tagetes, dan lain-lain.
Kalau ini tujuanya adalah untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman pangan atau hortikultura. Ya, untuk mengendalikan hama dan penyakit secara alami, untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia. Istilah trenya adalah pengembangan Refugia. Kok bisa, bagaimana ceritanya...
Begini ceritanya...
Sekarang banyak petani beramai-ramai menanam Refugia.
Refugia merupakan intervensi ekosistem dengan menyediakan tanaman bunga untuk rumah pemangsa hama. Tanaman yang berfungsi sebagai refugia adalah bunga Matahari, bunga Kertas, Kenikir, Tagetes, dan lain-lain. Musuh alami yang bersarang ditanaman bunga akan menjadi predator atau parasitoid bagi hama. Predator akan memangsa hama secara langsung atau hama sebagai vektor penyakit tanaman.
Seiring pola pikir manusia yang semakin cerdas, sekarang refugia menyatu didalam bagian Manajemen Tanaman Sehat [MTS]. Dikembangkan diantara tanaman pangan atau hortikultura bersama rumah burung hantu, mina padi, untuk mengendalikan hama dan penyakit di hamparan sawah yang luas secara alami dan ramah lingkungan.
Lalu untuk apa biji bunga matahari? Selama ini kita mengenal sebagai kuaci. Saya masih ingat jaman kecil saya dulu. Setiap bapak saya pulang dari bekerja, kami selalu dibelikan kuaci. Sekeluarga senangnya bukan main.
Selain itu biji bunga matahari sebagai makanan burung. Dalam jumlah tertentu bisa juga diolah menjadi minyak sebagai obat herbal untuk menjaga kesehatan.
Bagaimana ustaz ustazah, anda tertarik untuk menanamnya.....?
*seorang pecinta pertanian.



Posting Komentar